Share

 

BANGKALAN – Pertarungan menjelang Pilgub Jatim 2018 di Madura khususnya daerah Bangkalan mulai memanas. Kali ini deklarasi dukungan digelar oleh para ibu nyai (istri para kyai pengasuh pondok) untuk kandidat calon gubernur Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul.

Tadi malam, ribuan ibu Nyai yang tersebar di seluruh daerah di Jawa Timur, berkumpul di Pondok Pesantren Syaichona Moh Cholil, Bangkalan. Bu Nyai mendeklarasikan dukungannya terhadap Cagub Gus Ipul.

“Kami dari Bu Nyai se-Jawa Timur menyatakan dukungan kepada Saifullah Yusuf sebagai Calon Gubernur Jawa Timur,” kata Bu Nyai Juwariyah Fawaid dari Pondok Pesantren Salafiyah Syafii, Sukorejo, yang membacakan deklarasi dukungan di Pondok Pesantren Syaichona Moh Cholil, Bangkalan, Madura, Sabtu (7/10/2017).

Pembacaan deklarasi dukungan terhadap Cagub Gus Ipul ini dihadiri sekitar 4 ribu lebih Bu Nyai serta para santri. Juga hadir Gus Ipul, Abdul Halim Iskandar (Ketua DPW PKB Jawa Timur), KH Anwar Iskandar dan tokoh lainnya.

“Mendukung Gus Ipul sama dengan pendukung gurunya guru,” ujar Bu Nyai Nadlifatul Qudsiyah dari Bangkalan.

Dukungan dari Bu Nyai se Jawa Timur ini terbagi dalam 4 zona yakni, Zona Tapal Kuda seperti Kabupaten Banyuwangi, Situbondo, Bondowoso, Jember, Lumajang, Kabupaten Probolinggo, Probolinggo kota, Pasuruan kota dan Kabupaten Pasuruan, serta Bangil.

Kedua, Zona Mataraman terdiri dari kabupaten dan kota yakni, Kabupaten dan kota Madiun, kabupaten dan kota Kediri, Tulungagung, Trenggalek, Pacitan, Ponorogo, Ngawi, Magetan, Nganjuk.

Ketiga, Zona Arek yakni, Surabaya, kabupaten dan kota Mojokerto, kabupaten dan kota Malang, Batu, Sidoarjo, Jombang, Gresik, Lamongan, Tuban, Bojonegoro.

Keempat, Zona Madura meliputi Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Kabupaten Sumenep.

Dalam acara deklarasi tersebut, Ketua DPW PKB Jatim Abdul Halim Iskandar menceritakan dukungan PKB hingga mengusung Gus Ipul sebagai Calon Gubernur Jawa Timur di Pilgub Jatim.

“Kalau bukan ulama dan kiai yang minta, tidak akan saya berikan,” kata Abdul Halim Iskandar.

“Karena yang minta para kiai dan ulama, maka kami harus sami’na waathokna” jelasnya. (redaksi)