Hingga April Terjadi 47 Bencana, Bupati Salwa Dukung Pembentukan Sistana
- 20 May 2019
- 0
BONDOWOSO – Sebanyak 500 pelajar dari sekolah-sekolah di Bondowoso didaulat menjadi Siswa dan Santri Tanggap Bencana (Sistana). Pembetukan Sistana yang dihadiri langsung oleh Bupati Salwa Arifin ini dilaksanakan di Pendopo Bupati, Senin (20/5/2019).
Pembentukan Sistana ini disebut telah memasuki tahun ke lima sejak 2015 lalu. Adapun pelajar dan santri yang ikut serta tahun ini berasal dari empat sekolah, yang masing-masing berjumlah sekitar 125 orang.
Bupati Salwa Arifin, dalam sambutannya menerangkan, pembentukan Sistana merupakan bentuk upaya dari mitigasi dan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana. Pasalnya, penanganan bencana secara terpadu bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, dalam hal ini BPBD semata. Akan tetapi menjadi tangung jawab bersama. Diantaranya, pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha. Di dalamnya, termasuk santri dan siswa.
“Salah satu cara untuk membangun sumber daya manusia yang tanggap, tangkas, dan tangguh dalam menghadapi bencana yakni memfasilitasi pembentukan siswa dan santri tanggap bencana,” lanjut Bupati Salwa.
Baca Juga : Rapatkan Barisan, NU, Pemkab, serta TNI, Polri Tolak People Power
Menurutnya, siswa dan santri yang telah mengikuti kegiatan pembentukan sistana ini diharapkan menjadi kader relawan tanggap bencana yang dapat mengimplikasikan ilmu dan keterampilan yang diperoleh di lingkungan sekolah maupun lingkungan tempat tinggalnya.
Di samping itu, juga diharapkan dapat memperkuat kapasitas kesiapsiagaan siswa. Sehingga mampu mengenali ancaman risiko di lingkungannya maupun mengelola informasi peringatan dini, memahami rambu peringatan serta mengurangi kepanikan dan ketergesaan saat evakuasi yang menimbulkan korban dan kerugian.
“Nanti pada gilirannya berkontribusi atas keselamatan masyarakat,” kata Bupati dalam sambutannya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Kukuh Triatmoko, usai pembentukan Sistana, mengatakan, bahwa nantinya para pelajar ini akan mendapatkan pelatihan mitigasi dan pengenalan berbagai karakteristik bencana yang terjadi di Bondowoso.
“Paling tidak mereka dengan mengenal karakteristik bencana di sekitarnya itu, mereka mampu untuk melakukan penanggulangan resiko bencana baik kepada dirinya, keluarga maupun pada masyarakat,” katanya.
Disebutkan oleh Kukuh, bahwa kejadian bencana hingga akhir bulan April yakni sekitar 47 kejadian. Dengan bencana yang banyak terjadi diantaranya yakni angin puting beliung, dan banjir.(och)