Share

BONDOWOSO – Warga Bondowoso dihebohkan dengan beredarnya audio berdurasi 1 menit 5 detik yang menyebutkan seorang warga Kecamatan Curahdami meninggal karena diduga alami gejala Covid-19.

Menanggapi hal ini, M.Imron, Kepala Dinas Kesehatan Bondowoso, menjelaskan, bahwa benar terdapat warga Curahdami yang meninggal dunia. Namun demikian, yang bersangkutan sebenarnya memiliki penyakit penyerta diabetes, hipertensi, dan TBC.

“Karena dia keluar masuk ke kota yang terjangkit, kemudian dia sakit dirawat di Rumah Sakit Situbondo kurang lebih tiga hari. Di Rumah Sakit Jember hanya semalam, hanya sempat diperiksa Laborat, hanya darah. Rencananya besoknya, minggunya mau diambil hembusan ditenggorokannya, namun malam harinya sudah meninggal,”katanya.

 

Baca Juga : Dikbud Bondowoso Perpanjang Kegiatan Belajar di Rumah Hingga 5 April dan UN Ditiadakan

 

“Tapi karena dia termasuk ODP, walaupun yang bersangkutan ini ada penyakit penyerta tadi dirujuk bersama dengan PDP. Karena meninggal belum sempat dilakukan swap. Maka oleh RS. Soebandi dikirim kesini dengan protab,”ujarnya.

Ia pun menerangkan rekaman audio yang menimbulkan keresahan itu, menjelaskan seolah-seolah yang bersangkutan meninggal karena positif corona. Padahal, kata Imron, tidak benar.

“Menimbulkan keresahan, seolah-olah ini meninggal karena positif Corona. Padahal tidak. Dinkes Provinsi juga sudah datang ke Puskesmas, dan RS
Soebandi,”tuturnya.

” Dan tidak dilakukan pembukaan untuk dimandikan jenazah lagi. Hanya dibuka plastik, ingin melihat wajah. Setelah itu ditutup, dan dimakamkan,”imbuhnya.

Untuk informasi dalam audio yang beredar di group-group whatsapp itu dijelaskan bahwa warga Curahdami tersebut telah menetap di Situbondo. Dan bekerja sebagai sopir, yang seringkali ke Jakarta.

Disebut di audio yang tak diketahui sumbernya itu, bahwa pihak keluarga telah membuka plastik untuk dimandikan bersama dan dingajikan bersama.(och)