Gus Ipul : Ponpes Berperan Siapkan Generasi Pintar dan Alim
- 17 May 2017
- 0
SURABAYA – Keberadaan Pondok Pesantren (Ponpes) sangat penting bagi kepentingan umat, karena Ponpes berperan mewujudkan generasi berilmu sesuai ajaran Allah Subhanahu wa Taala. Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Jatim, Drs. H. Saifullah Yusuf usai pengajian umum dalam rangka memperingati Harlah Yayasan Pendidikan Islam Pesantren (YPIP) Bustanul Makmur ke-70, di halaman pesantren Bustanul Makmur, Kebunrejo, Genteng Banyuwagi, Rabu (17/5) tadi pagi.
“Generasi penerus harus bisa mengembangkan Ponpes untuk mendidik dan mempersiapkan menjadi orang-orang yang pintar dan alim,” ujarnya.
Menurut pria yang akrab disapa Gus Ipul, dari hasil survei, ada beberapa hal yang mendasari seseorang untuk mengikuti pendidikan di Ponpes. Diantaranya, karena rasa hormat terhadap pengasuhnya sekitar 50 %, karena alumninya yang sudah berkiprah di masyarakat, 30 %, dan adanya dorongan dari orang tuanya sebesar 20 %.
“Ketiga faktor itulah kemudian menjadi komponen utama dalam pengelolaan Pondok Pesantren,” katanya.
Gus Ipul berharap, forum ini merupakan bagian untuk memastikan bahwa masih ada kesinambungan ilmu antara guru atau ulama dengan para santrinya. Hal ini agar ada keyakinan bahwa aqidahnya tidak berbeda dan tetap nyambung dengan ilmu yang diajarkan para kyainya.
Baca Juga : Gus Ipul : Muslimat NU Berperan Satukan Keutuhan Keluarga
“Kehadiran kita semua di sini untuk memastikan para santri masih terhubung dan tersambung ilmunya dengan para kyai dan guru-gurunya, yang insya Allah akan tersambung sampai Rosullullah SAW,” ujarnya
Gus Ipul lebih lanjut mengatakan, terhubungnya santri dengan guru sangat penting. Sebab terkadang ada santri setelah selesai pendidikan di Ponpes, kembali ke rumah masing-masing dan berkiprah di masyarakat bisa putus hubungan, bahkan terkadang ada santri yang menyalahkan gurunya.
“Padahal, para santri dirancang nyambung dengan gurunya tidak hanya di dunia, tapi juga sampai akhirat. Pada dasarnya para kyai terhubung satu dengan yang lain melalui nasab keilmuan atau nasab pernikahan. Guru kita saling merekomendasikan untuk belajar di Ponpes,” sambungnya.
Gus Ipul menambahkan, tantangan pembangunan di Jatim masih banyak. Salah satunya, perencanaan pembangunan yang perlu mempertimbangkan kearifan lokal. Contohnya, sampai sekarang pembangunan Bandara Internasional Juanda masih berkiblat pada pola barat yang belum memberikan apresiasi terhadap para pengantar jamaah yang mau berangkat umroh atau jamaah haji.
“Fasilitas masjid di Bandara atau di Mall kurang memadai, sebagai tempat sholat masjidnya masih sempit dan kurang nyaman untuk beribadah. Harusnya di masjid itulah sejatinya tempat pendidikan karakter, tempat para kyai mengajarkan cinta pada Allah, cinta Rosulullah, dan pada saat yang sama juga mengajarkan cinta tanah air,” pungkasnya. (sga)