Share

Surabaya – Jumlah penduduk di Jawa Timur sekitar 39 juta jiwa. Namun, yang masuk kategori orang miskin sebanyak 4,6 juta jiwa. Penduduk miskin di Jatim, terbanyak tersebar di wilayah pedesaan. Jawa Timur juga menjadi salah satu barometer nasional dalam hal pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.

Namun, Wakil Gubernur Jatim, H Saifullah Yusuf merasa prihatin karena tingkat kemiskinan warga Jatim masih cukup tinggi. Untuk itu, ia menargetkan penurunan angka kemiskinan di Jatim dalam waktu lima tahun ke depan.

“Pertumbuhan ekonomi Jatim selalu di atas rata-rata nasional. Ini menjadi prestasi bagi Jawa Timur. Di sisi lain, kemiskinan Jatim juga di atas rata-rata nasional. Ini jadi PR (pekerjaan rumah, red) bagi Pemprov Jatim dari Presiden untuk bisa memperbaiki dan mengurangi angka kemiskinan,” katanya tadi siang.

Wakil Gubernur yang akrab disapa Gus Ipul mengatakan, beberapa hal yang perlu dikembangkan untuk mengurangi angka kemiskinan yakni dengan memperkuat pembangunan pedesaan.

“Mulai dari perbaikan pelayanan infrastruktur dan juga pelayanan kesehatan tetap menjadi fokus Pemprov Jatim,” ujarnya.

Gus Ipul meminta, dalam mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat, pihaknya juga meminta dukungan dari Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Jatim. “Kami yakin dengan didukung Kapolda, Kajati, Pangdam, Pangarmatim maka harapan kami ingin maju lebih cepat lima tahun ke depan bisa tercapai,” harapnya.

Perlu diketahui, dalam sepuluh terakhir angka kemiskinan di Jatim bisa terus mengalami penurunan, namun jumlahnya masih di atas rata-rata Nasional yakni 11,85 persen. Pemprov Jatim menarget bisa menurunkan angka kemiskinan di bawah rata-rata angka kemiskinan Nasional yang saat ini telah mencapai 10,70 persen.

“Salah satu caranya akan memperkuat sinergi dengan pemerintah kabupaten/kota untuk menekan angka kemiskinan seoptimal mungkin. Saat ini masih ada sebanyak 4.638.530 jiwa dari total sekitar 39 juta jiwa jumlah penduduk Jatim yang berstatus miskin. Meski sebetulnya secara persentase angka kemiskinan sudah mengalami penurunan 0,20 poin dari 12,05 persen pada Maret 2016 menjadi 11,85 persen pada September 2016,” pungkasnya. (ags)