Share

BONDOWOSO – Sejumlah oknum yang mengatasnamakan Santri Gus Dur mendatangi kantor PBNU Jumat (2/8) kemarin. Mereka menuntut Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf dan Sekretaris Jenderal PBNU, KH Saifullah Yusuf untuk mundur dari jabatannya, karena dinilai telah melakukan upaya yang dianggap menyimpang dari tujuan PBNU.

Aksi tersebut kemudian banyak dikecam oleh banyak pihak termasuk dari Gerakan Pemuda Ansor yang merupakan salah-satu organisasi kepemudaan kaum Nahdliyyin.

Kecaman diantaranya datang dari Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, melalui Ketua GP Ansor Bondowoso sahabat Luluk Hariyadi yang mengecam dan mengutuk keras atas aksi tersebut.

Menurut Luluk Hariyadi aksi tersebut dinilai melenceng dari adab dan tradisi kaum Nahdliyin yang seharusnya tidak melakukan hal tersebut.

“Kami Ansor Bondowoso mengutuk aksi tersebut karena aksi itu merupakan wujud su’ul adab kepada masyayikh yang seharusnya tidak dilakukan,” tegasnya, Senin (5/7/2024).

Ketua Ansor Bondowoso yang dikenal tegas ini mengatakan bahwa semua warga NU harus mengutaman tabayun jika dihadapkan dengan perbedaan pendapat. Bukan justru makin memperkeruh keadaan dengan tindakan yang tercela.

Baca Juga : Lomba Mancing Ikan Meriahkan Harjakasi ke 206 dan HUT RI ke 79

“Perbedaan pendapat itu sebuah keniscayaan, tradisi NU itu bila terjadi masalah harus diselesaikan dengan dibicarakan dengan cara yang baik,” terangnya.

Luluk Hariyadi menegaskan, siapapun yang melakukan perbuatan yang mengarah terhadap upaya merendahkan harkat dan martabat jajaran PBNU melalui aksi seperti itu. Maka GP Ansor akan merada di garis depan untuk melindungi PBNU.

“Jadi iangan sampai karena kepentingan segelintir orang sehingga mengabaikan kebiasaan takzim kita kepada orang tua kita di Nahdlatul Ulama. Apalagi sampai mengatasnamakan Gus Dur,” pungkasnya. (abr)