Share

BONDOWOSO-Seratusan pemuda dan pemudi di Bondowoso mengikuti bedah buku “Mozaik Pemikiran dan Kepemimpinan” Amin Said Husni, mantan Bupati Bondowoso ke 30, di Meeting Room Hotel Grand Padis, Selasa (29/1).

Mereka bersama para penulis, Dodik Hernadi, dan Faqih Yahullahbi, termasuk tokoh protagonis dari buku tersebut ASH (Amin Said Husni), berdiskusi dan membedah buku tersebut secara mendalam. Utamanya, kiprah dan pemikirannya dalam memimpin Bondowoso di dua periode sebelumnya.

Dodik Hernadi, salah seorang Penulis buku tersebut, mengatakan, bahwa buku ini tidak dimaksudkan sebagai sebuah panduan kepemimpinan. Melainkan, ditawarkan sebagai sebuah referensi kepemimpinan. Karena di dalamnya berisi prinsip dan spirit kepemimpinan yang bisa diterapkan dalam berbagai level.

“Buku ini menyajikan inti-inti dan prinsip-prinsip kepemimpinan, yang itu sebetulnya banyak dipengaruhi background ASH sendiri. Bahkan kalau kita flash back jauh ke belakang, beliau itu sebetulnya kan dipengaruhi oleh kiprahnya di lingkungan keluarga dan pesantren. Karena itu kemudian, kepemimpinan yang berwarna santri itu cukup kental kita dapatkan dalam kiprah beliau dalam memimpin Bondowoso,” ujarnya.

Menurutnya, sosok ASH ini merupakan sosok yang orisinil. Artinya setiap kebijakan dan program yang dilakukan di Bondowoso itu harus didasarkan arus keseimbangan yang matang. Misalnya, kebijakan yang dibuat harus memiliki landasan spiritual dan ilmiahnya.

“Itu dua hal yang menurut saya cukup menarik ketika memotret bagaiman setiap kebijakan beliau itu dibuat dan dirumuskan. Itu yang bagi saya membuat kemudian ada intensi dari pihak kami selaku tim untuk menukis tentang beliau,” ungkapnya.

Sementara itu, ASH, mantan Bupati ke 30 Bondowoso, mengatakan, 10 tahun menjadi Bupati Bondowoso tentu menjadi sebuah kehormatan untuk mengabdikan diri kepada masyarakat. Terlebih, hasil kepemimpinannya di Bondowoso bisa dinikmati oleh masyarakat.

Ia pun berharap apa yang dilakukannya ini, mudah-mudahan bisa menginspirasi.

“Setidak-tidaknya yang hadir disini bisa berbuat lebih baik dari saya. Saya yang produk 66 bisa seperti. Nah kalian produk 90’an, era milenial harus lebih baik dari apa yang saya lakukan selama ini,” ujar laki-laki yang kini maju sebagai Caleg DPR RI Dapil 3 nomer empat dari PKB itu.

Dalam kesempatan tersebut, Ia pun terus mengingatkan bahwa memangku jabatan politik tidak harus sikut-sikutan dan menghalalkan segala cara.

“Dan pengalaman hidup saya, membuktikan bahwa tidak selalu harus seperti itu. Apakah sahabat-sahabat akan menerapkan seperti itu, ya tentu setiap orang punya jalurnya sendiri. Karena kepemimpinan pada akhirnya adalah The Art. Kepemimpinan itu adalah seni mempengaruhi orang, seni membuat keputusan, dan seni untuk mencapai tujuan,” pungkasnya. (Och)