Share

BONDOWOSO – Pemerintah kabupaten Bondowoso melalui Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) menggelar operasi pasar minyak goreng di enam titik, Rabu (9/2/2022).

Operasi pasar ini merupakan inisiasi Pemkab Bondowoso dengan menggandeng produsen minyak di Sidoarjo, PT. Mega Surya Mas.

Menurut Totok Hariyanto, Kabid Perdagangan Diskoperindag Bondowoso, operasi pasar dilakukan di enam pasar. Yakni di Kecamatan Sumberwringin, Sukosari, Tapen, Klabang, Prajekan dan Cermee.

Masing-masing kecamatan dijatah 1.000 liter. Karena memang total minyak yang didapat hanya 6ribu liter saja.

“Kalau harganya kita jual Rp 13.500 per liter,” katanya.

Sama seperti operasi pasar sebelumnya, kata Totok, para pembeli juga masih akan dibatasi untuk membeli minyak. Masing-masing orang maksimal membeli sebanyak dua liter.

Selain itu, untuk mengantisipasi adanya seorang warga membeli berulang-ulang. Pihaknya memberlakukan wajib menunjukkan KTP dan menggandeng pihak pasar.

“Kami pun juga minta bantuan teman-teman pasar. Mereka kan hafal orang-orang satu per satu,” katanya.

Baca Juga : Side Events Presidensi G20 Februari 2022 Siap Digelar, Mendag: Showcase Citra Positif Indonesia

Totok mengakui, pihaknya melakukan operasi minyak goreng dengan menyasar konsumen secara langsung. Bukan kepada penjual atau toko kelontong.

Alasannya, karena di tengah langkanya minyak ini mereka menjadi masyarakat terdampak secara langsung.

Sementara untuk toko-toko kelontong, pihaknya khawatir jika menyasar itu justru akan dijual kembali dengan harga lama dengan alasan stok lama.

“Makanya sasaran kami kepada masyarakat yang betul-betul membutuhkan,” tegas Totok.

Disebutnya bahwa operasi minyak goreng ini dilakukan karena permasalahan minyak goreng masih belum usai. Kerab masih dijumpai di toko modern berjaringan, stok minyak habis diserbu oleh masyarakat.

Sementara di pasar tradisional atau di toko biasa, masih ada penjual yang memiliki stok lama, sehingga mereka juga menjual dengan harga sebelumnya yang lebih mahal.

“Sebenarnya pedagang bukan enggan menjual minyak dengan harga Rp 14 ribu per liter. Tapi, mereka tidak memperoleh kompensasi dari suplier atau distributor,” pungkasnya.(och)