Share

BONDOWOSO – Jumlah sampah di Bondowoso kian meningkat. Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan (DLHP) per hari, kini sampah rumah tangga yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA) mencapai 62 ton.

Jumlah ini meningkatkan dibanding tahun 2020 pada periode sama, sebanyak 42 ton per hari.

“Ini sampah rumah tangga, dan sampah yang dari pasar,” demikian dituturka oleh Kepala DLHP, Aris Agung Sungkowo, usai acara sarahsehan pengelolaan sampah, Kamis (28/10/2021).

Kondisi ini tak seirama dengan luasan TPA yang ada. Serta armada yang dimiliki oleh DLHP.

Disebutnya, TPA yang dimiliki oleh DLHP kini ada dua yang sama-sama berada di Kecamatan Taman Krocok. Dengan luasan masing-nasing 1,3 hektar dan 5 hektar.

Meski sudah memiliki dua TPA, namun diperkirakan, untuk lima tahun ke depan sudah tidak mampu menampung sampah dari masyarakat.

Pasalnya, peningkatan sampah ini terjadi karena semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk.

“Ada rencana penambahan lagi. Mudah-mudahan dua atau tiga tahun ke depan. Karena Covid ini anggaran sampai 2024 masih belum stabil. Mudah-mudahan sebelum lima tahun bisa dikelola,” katanya.

Armada yang ada, disebut oleh Aris Agung Sungkowo bahwa memang juga tak memadai.

Baca Juga : Pemkab Bondowoso Ikuti Pra-assessment Ijen Geopark dengan GGN International Expert Unesco

Karena hanya ada dumpt truck dua unit, arem roll enam unit (tiga di antaranya kurang sehat), truck engkol satu unit, ekskavator satu unit dengan usia 16 tahun, sepeda motor roda tiga enam unit, da truck tinja satu unit.

Sedangkan petugas driver hanya lima orang PNS dan seorang tanaga sukwan. Jumlah ini untuk melayani 17 kecamatan.

Menurutnya, idealnya satu kecamatan harusnya satu driver.

“Kita sudah mengajukan berkali-kali ke pusat dan provinsi juga lewat dana alokasi khusus (DAK),” katanya.

Melihat kondisi inilah, pihaknya mengoptimalkan keberadaan 35 bank sampah. Karena lewat bank sampah ini masyarakat bisa mengelola sampah sebelum ke TPA. Yakni dengan dikelola dan dipilah.

Seperti sampah organik yang bisa dikelola, dan beberapa sampah lainnya yang bisa dijual kembali.

” Jadi yang ke TPA sudah benar-benar sampah yang sudah tak bisa dikelola lagi,” imbuh Agung.

Di lain sisi, pihaknya juga melakukan sarahsehan pengelolaan sampah agar bisa menggugah masyarakat luas. Bahwa pengelolaan sampah bukan hanya menjadi tanggung jawab DLHP namun semua pihak.

Dalam acara sarahsehan ini, pihaknya mengundang sejumlah pegiat sampah.(och)