Dispertan Akan Perluas Pengembangan Padi Organik Hingga Bertambah 60 Ha
- 18 September 2018
- 0
BONDOWOSO – Dinas Pertanian Bondowoso saat ini tengah memplotting tiga desa untuk mengembangkan padi organik. Diantaranya kecamatan Tlogosari, desa Sulek akan ada tambahan itu 20 hektar, kecamatan Wringin desa Sumber Malang itu 20 hektar. Serta di desa Lombok Kulon sendiri akan ada tambahan 20 hektar.
Kepala Dispertan, Munandar pada Memo Indonesia mengaku, dalam pengembangan padi organik di tiga titik tersebut pihaknya bekerjasama dengan Polenema dan Unmuh Malang. Termasuk, memerintahkan kepada seluruh BPP (Badan Penyuluh Pertanian) agar melakukan demplot dan memverifikasi desa-desa mana saja yang akan dijadikan padi organik selanjutnya.
“Kalau sertifikasinya kita target awalnya ya nasional dulu baru Internasional,”tambahnya.
Adapun anggaran untuk oengembangan padi organik ini sekitar Rp 15-20juta per hektar. Dana ini digunakan untuk pengembahan lahan hingga benar-benar menjadi padi organik.
“Karena masa tenggang untuk padi Organik itu beturut-turut selama tiga tahun. Kalau satu tahun itu masih belum,”urainya.
Saat ini, tujuh BPP dibawah binaan Disperta juga tengah melakukan demplot padi organik. Diantaranya, BPP Besuk, Gunung anyar, Maskuning, Pakem, Congkrong, serta Tangsil.
“Dari tujuh BPP itu sudah kita plotting demplot padi organik. Kedepan kita memang agar supaya BPP yang menjadi binaan Dispertan itu eksis mengembangkan padi organik. Sesuai dengan unsur pengaturan dan infrastruktur yang mendukung,”tegasnya.
Ditanya soal program pengembangan 10 hektar lahan per kecamatan, Munandar mengatakan setelah diverifikasi oleh para penyuluh di lapangan dari masing-masing BPP. Program ini terkendala dengan masalah pengairannya. Dimana pengairannya tidak sesuai dengan apa yang menjadi acuan dan menjadi aturan prosedur dalam pengembangan padi organik.
“Kita tidak bisa memaksakan. Malah kalau kita memaksakan malah tambah fatal lagi ke dpannya,”pungkasnya. (Och)