Diprotes Warga, Pengajian di Jember Batal Digelar
- 5 April 2017
- 0
JEMBER – Kajian rutin keagamaan yang menjadi agenda di masjid Al-Muttaqin, Talangsari-Jember, pada hari Selasa kemarin (04/04/2017) batal digelar. Hal itu menyusul penolakan beberapa pihak melalui surat pernyataan dan petisi yang dikirimkan ke Polres Jember.
Saat Memo Indonesia mengkonfirmasi kepada pihak penyelenggara, khususnya takmir masjid, mereka membenarkan bahwa terdapat sedikitnya enam aparat kepolisian dari Polres Jember yang meminta kegiatan kajian untuk tidak dilanjutkan. Mereka menjelaskan bahwa ada beberapa kalangan tokoh masyarakat dan warga sekitar yang tidak sepakat dengan adanya kajian tersebut.
Tidak hanya itu, surat pernyataan yang dikirimkan ke Polres juga menolak kehadiran si penyaji, ustad Syafiq Riza Basalamah. Mereka menyatakan bahwa yang bersangkutan tidak diinginkan kehadirannya oleh warga sekitar masjid yang terletak di depan Giant Store itu.
Kejadian tersebut membuat takmir masjid mengurungkan niat untuk melanjutkan agenda rutinan setiap Selasa malam itu. Mereka memilih untuk menunda acara dan melanjutkan aktifitas peribadahan seperti biasa di masjid.
Abdul Hakim selaku ketua takmir masjid menyayangkan penolakan dan tuduhan-tuduhan yang dilayangkan. Dia menyebutkan bahwa rutinitas kajian tersebut sama sekali tidak bermaksud untuk meresahkan dan membuat konflik di masyarakat.
“Kami tau kok siapa orang-orangnya. Tapi kami memilih untuk saling menghormati,” jelasnya kepada Memo Indonesia. Dia menambahkan bahwa penyaji yang diundang untuk mengisi acara kajian itu memang sudah sering mengisi kegiatan di masjid Al-Muttaqin.
Hakim sendiri memaparkan bahwa ustad Syafiq Basalamah sering melakukan sholat berjamaah di masjidnya. Selain itu, beberapa kali dia juga telah diundang untuk menjadi khotib pada saat sholat Jum’at. Tidak sekedar mengisi khutbah Jum’at, dia juga diberikan kesempatan untuk berdialog dan berdiskusi terkait kajian-kajian islam. “Seingat saya, ustad Syafiq sudah dua kali mengisi khutbah Jum’at dan sekitar tujuh kali menjadi pembicara,” papar Hakim.
Di lain pihak, salah seorang takmir masjid Al-Muttaqin, Suyono, menyesalkan beberapa pihak dan kalangan yang telah melakukan penolakan tanpa dasar tersebut. Dia bercerita bahwa Syafiq merupakan tokoh yang baik dan berkelas nasional yang kemampuannya tidak perlu diragukan lagi. Baginya, kedatangan tokoh seperti dia merupakan momentum yang sangat bermanfaat bagi kalangan umat muslim, khususnya bagi jamaah masjid yang datang. Sayangnya, kesempatan yang telah jauh ia dan takmir masjid lainnya tunggu harus ditunda.
“Kami sudah lama mempersiapkan hal ini. Beliau jadwalnya padat, tidak semudah itu bisa menghadirkan beliau di sini,” ujar takmir masjid bagian rumah tangga itu.
Abdul Hakim, pria kelahiran Jombang ini merasa bahwa kejadian yang serupa tidak perlu terjadi lagi. Apabila dirasa ada yang salah, bahkan meresahkan dan menyesatkan, pihaknya siap untuk diingatkan. Dia juga menekankan bahwa kegiatan di masjid Al-Muttaqin tidak mengarah pada praktik menyesatkan, apalagi terorisme. (hus/esb)