Share

BONDOWOSO – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan menggelar Pameran Arsip dan Sejarah (PARAS).

Dalam pameran tersebut, tampak puluhan foto dan benda-benda yang bernilai sejarah di pajang rapi di pameran tersebut.

Paras sendiri digelar selama 3 hari, sejak tanggal 9 November sampai dengan 11 November 2022.

Kabid Kearsipan Dispusip, Arif Setyo Raharjo, mengatakan arsip itu tidak hanya laporan administrasi tentang pekerjaan. Tapi juga arsip itu berupa foto, video, dokumentasi yang mempunyai nilai hukum dan nilai sejarah.

“Itu yang disebut arsip, dan ini yang ingin kita sampaikan pada masyarakat dengan cara menyenangkan, seperti pameran ini,” ujar Arif.

Dengan pameran ini, kata Arif, pihaknya juga ingin menyambut 10 November sebagai hari pahlawan dengan menampilkan beberapa foto yang bernilai sejarah khususnya para pejuang Bondowoso zaman dahulu.

“Dengan menampilkan foto pahlawan yang bernilai sejarah, bisa membangkitkan nilai patriotisme masyarakat Bondowoso,” jelas Arif.

Menurutnya, semua foto pahlawan, serta bangunan yang mempunyai nilai sejarah itu adalah milik Dinas Perpustakaan dan Kearsiapan. Bahkan ada juga beberapa georama yakni barang yang menciptakan arsip pun ada di pameran tersebut.

Baca Juga : Tabur Bunga di TMP, Bung Karna Ajak Masyarakat Situbondo Teladani Semangat Pahlawan

“Saat ini semua arsip yang bernilai sejarah ada di kami, sekitar 12.000an berupa arsip statis, dan itu proses digitalisasi,” terang Arif.

Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsiapn, Alun Taufana, mengatakan, dengan adanya acara tersebut generasi muda di Bondowoso diharapkan bisa memahami sejarah, terutama sejarah Bondowoso.

“Kalau kita banyak yang tahu, tapi anak-anak kita tidak tahu seperti alat ini (mesin ketik) yang merupakan pencipta arsip” ujar Alun.

Alun menambahkan, di hari pertama kunjungan di acara pameran kearsipan tersebut mencapai 500 pengunjung.

“Insyaallah tahun depan kami menggelar acara yang lebih besar lagi, tentunya dengan foto-foto sejarah yang lebih lengkap,”ungkap Alun.

Di tempat yang sama, Ketua AMIIN (Aspirasi Masyarakat Intelektual Islam Nusantara), Depict Kristine, merasa sangat diuntungkan dengan adanya pameran ini.

Banyak hal baru yang ia temui, sejarah yang ditampilan ke publik merupakan terobosan baru dengan menampilkan arsip yang bernilai sejarah ini.

“Dulu kami sering melakukan acara seperti ini, tapi untuk di tapal kuda, pameran kearsipan yang bernilai sejarah di Bondowoso ini yang pertama,” ungkap Ketua AMIIN itu.

Depict sendiri melihat adanya potensi yang sangat besar di Bondowoso ini, karena banyak arsip-arsip sejarah yang belum tercover.

“Semoga ke depannya Dispusip bisa melakukan pengembangan arsip-arsip bernilai sejarah yang belum tercover melalui dunia pendidikan di pesantren-pesantren tua di Bondowoso,” pungkasnya.(Och)