Didahului Isu Menakutkan, Vaksinasi Pelajar di SMP Negeri 2 Tamanan Tak Sampai 10 Persen
- 30 July 2021
- 0
BONDOWOSO – Sebanyak 50 pelajar di SMP Negeri 2 Tamanan mengikuti vaksinasi tahap pertama, Jum’at (30/7/2021).
Vaksinasi yang menyasar remaja usia 12-17 tahun ini dilaksanakan di lingkungan sekolah setempat.
Menurut pengakuan Kepala Sekolah SMP N 2 Tamanan, Samsul, jumlah pelajar yang ikut vaksinasi hanya 10 persen kurang dari total pelajar yang ada yakni 550 siswa/siswi.
Penyebabnya karena telah beredar isu tentang vaksinasi menakutkan.
“Karena ada program-program vaksinasi, apalagi keduluan isu tentang vaksin menakutkan,” ungkapnya.
Kendati begitu, pihaknya akan terus berupaya turut mengedukasi siswa-siswinya untuk ikut vaksinasi. Karena salah satu syarat untuk pembelajaran tatap muka yakni warga sekolah harus divaksin.
“Mudah-mudahan nanti 100 persen vaksin,” ujarnya.
Sementara itu, Indah Nayla (15), pelajar kelas IX-1, mengaku di kelasnya yang jumlah siswanya 30 orang hanya ada dua pelajar yang mau. Yakni, dirinya dan teman sebangkunya.
“Yang lain banyak yang tidak mau. Ada yang sakit, ada yang tidak boleh sama orang tuanya,” katanya.
Ia menerangkan, sebelum divaksin pihak sekolah memberikan blanko vaksinasi untuk diisi. Saat hendak diserahkan ke sekolah harus juga melampirkan Kartu Keluarga.
” Orang tua saya mengijinkan vaksinasi, boleh,” jelasnya ditemani oleh teman sebangkunya Siti Kholifah.
Senada disampaikan Oktavia Fitriani, pelajar kelas IX-6.
Baca Juga : Lawan Virus Corona, Warga Sumberargo Situbondo Keliling Bacakan Sholawat Burdah
Ia menjelaskan di kelasnya hanya ada lima orang, salah satunya dirinya yang mau divaksin. Sementara yang lain tak ada yang mau karena tak diijinkan oleh orang tuanya.
Dirinya mau divaksin karena ingin segera sekolah tatap muka.
” Saya mau, soalnya bosan sekolah daring. Kan katanya kalau mau tatap muka harus divaksin dulu,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Irwan Bachtiar Rahmat yang hadir meninjau langsung proses vaksinasi, mengatakan, pihaknya sejauh ini belum mendengar penolakan yang signifikan.
Katanya, ini terjadi salah satunya juga karena keterbatasan vaksin.
“Bagi yang nantinya ada penolakan. Saya minta kepada seluruh guru. Pak Camat, Pak Danramil, dan Pak Kapolsek untuk mengedukasi wali murid dan siswa-siswi,” ujarnya.
Ia menerangkan, penting sekali vaksinasi ini dilakukan karena nantinya untuk pembelajaran tatap muka warga instruksi dari pusat,” ungkapnya.
Ia pun meminta forum pimpinan kecamatan untuk mengajak tokoh agama dan tokoh masyarakat ikut andil mengedukasi masyarakat agar mau divaksin.
“Betul, nanti kita akan mengajak peran serta masyarakat,” pungkasnya.(och)