Share

BONDOWOSO – Dalam debat publik pertama kandidat Calon Bupati dan Wakail Bupati Bondowoso semalam, Sabtu (21/4) pasangan calon (paslon) nomer urut dua nampak lebih mendominasi dan menguasai materi selama debat berlangsung dengan jawaban-jawaban yang logis dan realistis berdasarkan data dan fakta. Begitu saat mengajukan pertanyaan juga lebih berbobot dan logis.

Pantauan Memoindonesia.com, seperti saat Cabup Ahmad Dhafir menanyakan tentang salah satu program paslon satu, yaitu proses pengambilan tunjangan guru ngaji lewat rekening bank yang dinilai akan menambah masalah baru yang justru akan menjadi bumerang bagi guru ngaji. Karena menurut Cabup Dhafir, jika ditransfer oleh lembaga keuangan maka statusnya sama seperti dana hibah maupun dana sosial yang mengharuskan guru ngaji diaudit oleh BPK, sebagaimana diatur dalam Permendagri pasal 44 dan 45.

“Apakah dengan membukakan rekening tidak menanmbah persoalan baru bagi guru ngaji? Karena Permendagri nomer 9 thun 2007, bahwa dana hibah harus memenuhi unsur, permohonan, MOU, audit dan transfer oleh lembaga keuangan. Jika ditransfer, sama halnya memposisikan guru ngaji berada di depan penjara karena harus diaudit oleh BPK. Posisi guru ngaji kalau gajinya ditransfer statusnya akan sama seperti dana hibah atau dana sosial sebagaimana Permendagri pasal 44 dan 45,” ujarnya dengan kritikan logisnya.

Pertanyaan itu langsung dijawab paslon satu, bahwa hal tersebut akan dilakukan demi memperpendek rentan birokrasi demi mempercepat layanan publik. Hanya saja, paslon satu ini tidak menanggapi dan tidak memberikan jawaban yang luas pernyataan paslon nomer urut dua terkait masalah Permendagri dan guru ngaji yang dihadapkan pada persoalan baru karena dinilai rentan bermasalah.

Bahkan Cabup Salwa Arifin harus ‘dibisiki’ oleh Cawabup Irwan Bachtiar untuk memanfaatkan waktu yang diberikan untuk menjawab masih tersisa.

“Saya menciptakan pemerintahan yang bersih,” bisikan Irwan yang terdengar nyaring dan kemudian ditirukan oleh Cabup Salwa Arifin.

Baca Juga : Debat Pilkada Bondowoso: Irwan Sering Berbisik Pada Salwa

Baca Juga : Soal Penanganan Korupsi di Bondowoso, Ini Adu Strategi Paslon 1 dan 2

Begitu juga saat paslon satu memberikan pertanyaan kepada Cawabup paslon dua. Cawabup Paslon satu menanyakan tentang bagaimana kiat pemerintahan paslon dua untuk mengolah Kabupaten Bondowoso lebih maju.

“Manusia itu tidak luput dari mendengar, melihat dan apa yang dibaca. Padahal seorang pemimpin dituntut untuk melalukan kreatifitas berpikir bagaimana mengolah kabupaten ini supaya lebih maju,” tanya Cawabup paslon satu Irwan Bachtiar.

Pertanyaan itu langsung dijawab oleh paslon dua dengan lugas dan objektif dengan mengatakan, bahwa untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik harus senantiasa berinovasi sebagaimana apa yang telah dilakukannya selama menjabat sebagai Sekretaris Daerah. Terbukti dengan sistem pemerintahan yang telah di bangun, Bondowoso bisa lebih bisa maju dan berhasil meraih banyak penghargaan. Kemudian, lanjut Hidayat, itu semua didapat berkat koordinasi yang harmonis antara SKPD dan DPRD.

“Untuk menciptakan pemerintahan good governance harus ada inovasi. Saat saya menjabat sebagai Sekda, Bondowoso berhasil memperoleh WTP selama lima tahun, memperoleh predikat terbaik di dalam penanganan tindak pidana korupsi di Provinsi Jawa Timur. Harus digunakan sistem yang sudah mendapat penghargaan dari Menpan, karena terbukti berhasil mengubah dari predikat CC menjadi BB. Bahkan Bondowoso baru saja berhasil keluar dari daerah tertinggal. Ini berkat komitmen yang terjalin lewat koordinasi semua kegiatan bersama SKPD dan DPRD,” tukas Cawabup Paslon dua H. Hidayat, M.Si. (abr)