Share

BONDOWOSO– Gerakan hapus tato gratis yang diinisiasi oleh Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK) di Bondowoso bekerjasama dengan lembaga sosial Berani Hijrah Baik (BHB) diikuti oleh 148 peserta.

Mereka yang tak hanya berasal dari Bondowoso namun juga dari Jember dan Besuki itu, cukup menghafalkan 10 ayat surah Ar Rahman agar bisa mengikuti hapus tato gratis tersebut.

Alasan peserta ingin menghapus tato gratis pun beragam. Ada cerita peserta yang ingin menghapus tato karena ingin melupakan mantan kekasihnya. Ingin meminta maaf pada orang tua, dan ada juga yang karena setiap bangun tidur mendapat pertanyaan dari putra-putrinya.

Tak ayal, pelaksanaan hapus tato gratis itu diwarnai dengan linangan air mata peserta yang mengatakan menyesal.

Seperti yang terjadi pada gadis berusia 18 tahun berinisial DS.

Ia jauh-jauh datang ke Bondowoso dari rumahnya di Kecamatan Sukowono, Kabupaten Jember, untuk menghapus dua tato di tangan kirinya.

Tato pertama yang dibuatnya, yakni gambar mawar disertai nama mantannya, dan tato ke dua, bergambar huruf A yang tak lain merupakan inisial kekasih yang pernah menjadi tambatan hatinya di tahun 2018 lalu itu.

“Dulu 2018 ini buatnya,” katanya.

 

Baca Juga : Ratusan Orang Ikuti Tato Gratis GPK, Cukup Menghafalkan 10 Ayat Surah Ar Rahman

 

Ia mengaku dulu pernah ingin menghapus tato itu saat berpisah dengan sang kekasih. Namun karena biayanya tak murah. Dirinya pun memanfaatkan kegiatan sosial GPK.

Untuk ikut gerakan ini, ia menjelaskan bahwa telah menghafalkan 21 ayat surah Ar Rahman.

“Saya hafal cuma dua hari itu 21 ayat,” jelasnya.

Berbeda lagi dengan MR (20) pemuda yang meneteskan air mata saat ditanya kenapa ingin menghapus tato di tangan kirinya.

“Saya ingin minta maaf sama orang tua saya yang ada di Kediri,” katanya sembari menyeka air mata yang menetes.

Ia mengaku dulu mentato tangannya karena ke dua orang tuanya bercerai. Sehingga membuatnya berada di dalam lingkaran pergaulan bebas sebagai pelampiasan.

“Orang tua saya bercerai, saya terlibat pergaulan bebas,” jelas.

“Saya ingin buktikan pada orang tua saya, bahwa saya bisa lebih baik,” tegas MR.

AR (42) justru langsung mengatakan menyesal pernah mentato gambar matahari dan laut di lengan kirinya.

Karena tato itu, nyaris setiap pagi dirinya diberondong pertanyaan oleh ketiga putra-putri yang penghafal Al-qur’an.

“Setiap hari ditanyakan setiap bangun tidur, kenapa ada gambar di lengannya,” ceritanya.

Ia sendiri mendapat dukungan penuh dari seluruh keluarganya untuk menghapus tato. Bahkan, sebenarnya sebelum ikut di Bondowoso dirinya pernah menghapus tato pada temennya.

Namun, karena tato itu tak bisa terhapus langsung. Masih bertahap, maka dirinya pun datang ke Bondowoso bersama seluruh keluarganya.

“Dulu saya hapus tatonya ke teman,” tuturnya.(och)