Share

BONDOWOSO – Mahasiswa Universitas Jember meminta Unej Kampus Bondowoso untuk melakukan antisipasi mencegah radikalisme masuk ke lingkungan kampus.

Hal ini menyusul munculnya isu yang menyebutkan bahwa 22 persen mahasiswa Universitas Jember (Unej) terpapar radikalisme.

Ketua BEM Universitas Jember, Ahmad Fairuz Abadi, usai Hearing dengan Pengelola Unej Kampus Bondowoso, Rabu (11/12/2019), mengakui bahwa memang berdasarkan informasi 22 persen mahasiswa di Unej yang terpapar radikalisme terjadi di Unej kampus Jember. Sedangkan, di Bondowoso yang tergolong masih baru, dinilainya masih bersih dari paham tersebut.

Meski demikian tetap penting untuk dilakukan pencegahan sejak dini.

“Karena sepertinya data itu (22 persen) diambil di kampus Jember. Di sini (Bondowoso) belum terpapar, maka sebelum terpapar harus ditanggulangi,” katanya.

Mahasiswa semester tujuh Fakultas Tekhnik ini pun, mengharapkan pengelola kampus Unej di Bondowoso untuk melakukan antisipasi salah satunya dengan memantau kegiatan Organisasi Mahasiswa (Ormawa).

Karena menurutnya radikalisme itu akan tumbuh subur di kajian-kajian Ormawa.

“Meskipun di Bondowoso Ormawanya masih sedikit. Ini penting untuk dipantau,” Katanya.

Ia menerangkan bahwa di Jember sendiri akan segera dibentuk tim khusus yang melibatkan mahasiswa dan dosen, untuk memantau gerakan radikalisme di kampus.

“Sebenarnya di negara kita tidak bisa dibatasi mau berpikir apa. Tapi kalau sudah ada gerakan, maka perlu membentengi universitas ini,” terangnya.

Sementara itu, Pengelola Unej Kampus Bondowoso, Dr. M. Fathorrazi, M.Si., mengatakan, bahwa Unej sebagai kampus kebangsaan sudah menanamkan wawasan kebangsaan dalam mencegah paham radikalisme keada 1.009 mahasiswanya. Yakni melalui mata kuliah Kewarganegaraan, dan Pancasila.

“Kewarganegaraan dan Pancasila ini, wajib diikuti oleh seluruh fakultas. Bahkan juga ada seminar kebangsaan,” katanya saat dikonfirmasi.

 

Baca Juga : Bupati Salwa Resmikan Gedung Pengadilan Agama

 

Di samping itu, setiap ada mahasiswa baru, selalu diberikan materi wawasan kebangsaan dan bela negara dengan melibatkan Kodim wilayah setempat. Termasuk juga menggelar istighasah setiap malam Rabu.

“Kita kerja sama dengan Kodim, mereka dikarantina agar dan mereka memperoleh wawasan Kebangsaan. Itulah wujud derivasi Unej Kampus Kebangsaan,” sambungnya.

Dijelaskannya, pihak Unej Kampus Bondowoso telah melakukan upaya antisipasi dengan mematai kegiatan mahasiswa di kampus. Namun, manakala sudah di luar kampus akan berbeda.

Meski demikian, tetap pihaknya berupaya melakukan antisipasi dengan menyarankan mahasiswi untuk mondok di Ponpes dekat Kampus.
.
“Diantaranya kami menyarankan mahasiswi mondok di Ponpes dekat kampus. Itu sudah ada mahasiswa yang mondok,” pungkasnya.(och)