Bupati Salwa Minta Pasar Tani Diperluas Berbagai Momen
- 15 March 2019
- 0
BONDOWOSO – Dinas Pertanian Bondowoso kembali menggelar pasar tani di halaman depan kantor, Jum’at (15/3). Pasar tani tersebut menjadi ajang untuk menjual produk-produk pertanian, perkebunan dan peternakan dari tujuh BPP (Balai Penyuluh Pertanian) di wilayah setempat.
Bupati Salwa Arifin yang memantau langsung jalannya pasar tani sempat mendatangi semua stand yang didirikan. Disamping itu, Bupati kelahiran Bondowoso itu juga berbincang denga sejumlah pembeli. Dan sebelum itu, Ia dengan didampingi Dwi Wardana Kepala Dinas Pertanian, Munandar Asisten 3 Pemkab, serta Plt. PUPR Moelyadi, mengunjungi serambi botanik milik Dispertan. Serambi tersebuy menjual semua produk jadi pertanian, dan perkebunan. Seperti, sejumlah merk kopi arabika dan beras organik.
Bupati Salwa Arifin mengaku apresiasi dengan adanya pasar pertanian ini. Oleh karenanya agar seluruh masyarakat bisa membeli dan mengetahuiproduk-produk hasil pertanian, pertanian dan perkebunan ini Bondowoso Ia menyarankan agar pasar tani bisa diselenggarakan di berbagai momen.
“Disarankan supaya ini pindah-pindah tempat kalau ada moment di suatu tempat, disana juga ada pasar tani,” ujar Bupati Salwa.
Baca Juga : Sekdes PNS Akan Ditarik Setelah Pemilu 2019
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Dwi Wardana, mengatakan, pasar tani ini menjadi ajang promosi produk unggulan para petani, kelompok tani maupun gabungan kelompok tani yang ada di Bondowoso.
“Ini perwakilan tujuh BPP yang ada di Bondowoso,” tutur Dwi.
Ia mengaku bahwa kegiatan serupa akan dikembangkan di wilayah-wilayah BPP khususnya. Karena hal tersebut dinilai merupakan bagian dari Dispertan.
Lebih jauh, Ia membenarkan bahwa memang selama ini berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan hasil pertanian. Hanya saja, di lapangan harga beberapa produk pertanian, seperti holtikultura justru turun. Karena itu, pihaknya terus berupaya untuk terus meningkatkan produksi, produktivitas, dan mutu hasil pertanian. Namun, memang tak kalah penting memang juga terkait pemasaran hasil-hasil produk pertanian. Tujuannya untuk peningkatan petani.
“Untuk itu kita akan bersinergi terhadap para petani, kelompok tani, dan Gapoktan, agar bisa bertransaksi dengan para konsumen,” pungkasnya.
Pantau di lapangan, produk hasil pertanian yang dijual diantaranya yakni, sayur mayur, beras, kopi, bunga anggrek, dan lainnya. Harga dari produk yang dijual itu tak jauh berbeda dengan harga di pasar. Seperti lombok merah per kg dijual Rp 15ribu, dan harga buncis 1/4 kg dijual dengan harga Rp 3.000. (Och)