Share
Bupati Drs. H. As’at Malik, M.Ag

Lumajang – Memo Indonesia. Penduduk Kabupaten Lumajang kurang lebih 1 juta jiwa tersebar di 21 wilayah Kecamatan. Tentunya, banyak perbedaan seperti perbedaan golongan, agama juga kultur. Bupati Lumajang, As’at berharap tidak menjadi pemicu untuk bertengkar. Tapi, dengan perbedaan itu masyarakat satu sama lain harus saling belajar menghargai agar tercipta sebuah kerukunan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

“Caranya, harus belajar saling menghargai satu sama lain,” kata Bupati As’at saat ditemui beberapa media Jum’at (12/5).

Lanjut Bupati As’at, dengan saling menghargai, dapat dipastikan tidak akan terjadi emosi meski terjadi kesalahfahaman. Misalnya musiknya tidak sama, kemudian masyarakat geger. Alirannya tidak sama masyarakat juga geger.

”Ini jangan sampai terjadi, karena bisa memecah belah satu sama lain,” katanya.

Ketika suasana saling menghargai sudah tercipta, tentunya kebersamaan itu juga akan tercipta. Apabila saling menghargai dan kebersamaan juga sudah tercipta, maka masyarakat Lumajang mudah untuk bersatu.

“Mari kita bersatu dan bersama-sama membangun Lumajang yang lebih baik lagi,” ungkapnya.

Disinggung soal isu agama yang kini mulai ramai diperbincangkan, Bupati menyampaikan meski banyak aliran agama, semua harus hidup rukun. Perbedaan jangan terus dipersoalkan, kerukunan harus bisa menjadi pilihan utama bagi masyarakat Lumajang.

“Mari kita bersatu membangun Lumajang lebih baik, mari kita bersatu untuk bersama-sama menciptakan situasi dan kondisi Lumajang tetap aman dan kondusif,” pungkas Bupati As’at.(eni/ron)