Bondowoso Perluas Fokus Penanganan Stunting Menjadi 19 Desa
- 19 February 2019
- 0
BONDOWOSO – Dinas Kesehatan Bondowoso memperluas focus penennganan kasus stunting menjadi 19 desa di wilayahnya. Sebelumnya, ada 10 desa yang ditentukan oleh Pemerintah Pusat untuk menjadi focus penanganan stunting, bahkan mendapatkan bantuan penanganannya.
M. Imron, Kepala Dinas Kesehatan Bondowoso menerangkan, untuk 10 desa tersebut adalah desa prioritas dengan kriteria tingkat kemiskinan dan kasus stuntingnya, yang ditentukan oleh adalah data hasil dari Pemantauan Status Gizi (PSG) yang ditentukan oleh Pemerintah Pusat. Kemudian, pihaknya melakukan pemantauan melalui bulan timbang setiap bulan Februari dan Agustus, dan melakukan survey, ditemukan bahwa dari 219 desa dan kelurahan, ada 19 desa yang menjadi prioritas.
“19 ini apa maksudnya? Pengembangan dari 10 ke 19, juga jumlah stuntingnya juga banyak, dan prosentasenya juga tinggi. Kita kembangkan untuk menjadi locus prioritas,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa walaupun 19 desa tersebut menjadi prioritas, bukan berarti di kecamatan lainnya tidak ada stunting. Karena dari 23 kerja Puskesmas, dan 23 kecamatan semuanya ada stunting.
“Jadi semua anggaran kita dari pusat, contoh dana BOK kita fokuskan agar mereka juga peduli dintervensi di stunting. Kita pun juga demikian, kita harapkan OPD terkait pun program kegiatannya juga ada itu bunyi stunting harus dimunculkan,” ungkapnya.
Namun sayangnya saat dimintai nama-nama desa yang menjadi locus prioritas stunting, Kepala Dinas Kesehatan mengaku tidak hafal.
Baca Juga : Dihadapan Bupati Salwa Puluhan Remaja Putri Minum Tablet Tambah Darah
Sementara itu, Bupati Salwa Arifin dalam sambutannya, mengatakan, bahwa dari hasil analisis data tahun 2018 yang dilakukan oleh Bappeda, dan Dinkes, serta berbagai pihak terkait dalam program percepatan pencegahan stunting didapat ada 19 desa yang menjadi perhatian.
“Ini yang penting kepada para camat dan kades supaya betul-betul menangangi secara serius sehingga tak ada lagi stunting di 19 desa ini,” ungkapnya.
Ia sendiri juga mengajak semua pihak, Dinkes dan instansi terkait bersama-sama untuk menyelesaikan masalah stunting ini dengan serius, kerjasama dan gotong royong.
“Pada saat ini kita tanda tangani komitmen pencegahan stunting, kita upayakan Bondowoso lepas dari stunting,” pungkasnya.
Adapun pada Oktober 2018 lalu, Bupati Salwa Arifin menyebutkan Sebanyak 10 desa di Bondowoso mendapatkan bantuan penanganan kasus stunting dari Pemerintah Pusat. Desa-desa tersebut diantaranya yakni desa Penanggungan, Tegal Mijin, Cindogo, Walidono, Kelabang, Sumber Wringin, dan desa lainnya.
Sedangkan, Global Allience fo Improved Nutrition (Gain) memberikan pendampingan terhadap 13 kecamatan yang dinilai memiliki angka stunting tinggi di Bondowoso. Keecamatan yang dimaksud yakni, Bondowoso, Tegalampel, Binakal, Grujugan, Maesan, Tamanan, Pujer, Sukosari, Ijen, Tapen, Klabang, Prajekan, dan Sumber Wringin.(och)