Berburu Tikus, Puluhan Perangkap Dipasang di Lingkungan Penderita Leptospirosis
- 15 June 2021
- 0
BONDOWOSO – Dinas Kesehatan Bondowoso bersama Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Provinsi Jawa Timur memasang puluhan perangkap tikus di lingkungan rumah penderita Leptospirosis.
Bukan hanya rumah penderita, termasuk juga di sawah tempatnya bekerja. Bahkan hingga di rumah-rumah warga sekitar penderita.
Ini dilakukan menyusul adanya seorang warga Bondowoso terpapar penyakit yang ditulari oleh kotoran atau kencing hewan yang terinfeksi bakteri. Penyakit itu disebut Leptospirosis.
Warga dimaksud berinsial S (52) merupakan warga Kelurahan Tamansari, Kecamatan Bondowoso.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan, M. Imron, pemasangan jebakan ini untuk memeriksa langsung dugaan hewan tikus yang menjadi penyebab penderita Leptospirosis.
“Pemasangan jebakan itu hingga dua hari kedepan. Apabila besok tikusnya tertangkap dalam jebakan. Nantinya akan dibawa ke laboratorium BBTKLPP di Surabaya untuk dilakukan pembedahan. Diambil organ ginjalnya dan diteliti,” imbuhnya.
Baca Juga : Ada Penyakit Leptospirosis, Warga Bondowoso Diimbau Jaga Kebersihan
Ia menyebut ada sekitar 50 jebakan yang dipasang. 15 di antaranya dipasang di sawah dan sisanya di sekitar rumah warga di lingkungan penderita.
Setiap perangkap dipasangi umpan, sebuah potongan kelapa yang sebelumnya sudah dibakar terlebih dahulu.
“Sekarang ini kondisi pasien sudah kembali ke rumah tiga hari lalu. Tapi kondisinya masih lemah, karena dirinya juga ada penyakit lainnya di tenggorokan dan saluran pernafasan,” imbuh Imron.
Sementara itu, Fransisca Susilastuti, perwakilan dari BBTKLPP, mengatakan, nantinya tikus itu bila sudah tertangkap akan dibedah untuk diambil ginjalnya. Kemudian, akan diobservasi apakah benar ada bakteri Leptospira.
“Kalau ada yang positif dari si tikus, berarti menguatkan dugaan tikus di lingkungan ini mengandung bakteri tersebut. Tentu akan kami ambil beberapa ekor tikus, tidak satu tikus,” lanjut dia.
Katanya, manakala hasil observasi menunjukkan tikus terinfeksi bakteri. Maka, pihaknya pun menyarankan, agar ada pembersihan lingkungan dengan gaya hidup bersih. Juga terus memasang jebakan tikus, agar membasmi tikus.
Sementara untuk dugaan penularan dari hewan lainnya, kata wanita yang akrab disapa Sisca itu, beberapa hasil penelitian bakteri tersebut juga ditemukan di air kencing kambing.
“Tapi di Indonesia memang sebagian besar di tikus. Untuk sementara ini fokus kami di hewan tikus dulu,” pungkasnya.
Tampak tim dari Puskesmas Kademangan, dan juga RT setempat turut turun langsung membantu proses pemasangan perangkap tikus.(och)