Share

BONDOWOSO – Belasan suplayer kayu Mitra Suplai Log Sengon Bondowoso Indah Plywood melakukan aksi damai di depan gedung perusahaan Indah Plywood, Rabu (25/1/2022).

Kedatangan mereka menagih hutang BUMN untuk segera dilunasi. Masa bahkan melakukan penyegelan pintu masuk bangunan yang dimaksud.

Mereka juga melayangkan surat terbuka kepada Presiden RI, Joko Widodo. Karena mereka merasa dirugikan, oleh perusahaan yang berada di bawah naungan BUMN ini.

Pasalnya, perusahaan tersebut masih memiliki tanggungan kepada para mitra, dengan jumlah yang tidak sedikit. Yakni mencapai Rp 8,9 miliar secara keseluruhan.

Korlap Aksi, Nanang Sampurno menyampaikan, kerjasama dengan pabrik tersebut sudah dimulai sejak 2017 silam. Dengan harapan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, mengingat banyaknya petani dan pelaku usaha yang bergerak di bidang sengon.

Awalnya segala proses memang berjalan cukup baik. Namun sayang, baru beroperasi selama dua tahun, sudah banyak masalah yang bermunculan.

Baca Juga : Balita Usia 8 Bulan di Bondowoso Jadi Korban Penculikan, Pelaku Berhasil Diciduk Polisi

“Pengiriman log sengon kami, sejak 2019 hingga saat ini belum terbayar sepenuhnya,” katanya.

Secara keseluruhan, kurang lebih ada 27 orang yang menjadi korban, keterlambatan pembayaran ini. Mereka bukan hanya berasal dari Bondowoso saja, ada sejumlah supplier dari luar kota.

Seperti Jember, Banyuwangi, Lumajang dan lain sebagainya. Nominal pembayaran yang harus dilakukan oleh perusahaan tersebut, mencapai Rp 8,9 miliar. Selama 2022 lalu, hingga saat ini memang perusahaan tidak melakukan pembayaran sama sekali.

Sebelumnya Nanang mengaku sudah melakukan berbagai upaya, agar perusahaan milik BUMN ini membayar hutangnya. Termasuk aksi damai, mediasi dengan manajemen pabrik, hingga berkirim surat kepada Kementerian BUMN dan DPR RI.

Namun, hal tersebut belum membuahkan hasil yang diinginkan. “Hingga kami memutuskan untuk mengirim surat terbuka kepada bapak presiden,” jelasnya.

Tujuan dari surat tersebut, lanjutnya, adalah untuk meminta kepastian. Kapan pembayaran hutang kepada supplier dapat dilakukan. Karena selama ini, belum ada kepastian sama sekali, hanya janji semata.

“Kami pengen yang pasti, kemudian minta sesegera mungkin. Karena ini sudah tiga tahun lebih,” pungkasnya. (abr)