Share

BONDOWOSO – Akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) seluruh angkutan desa dan angkutan antar kota dalam Provinsi di wilayah Bondowoso menaikkan tarifnya.

Seperti diakui oleh sopir angkutan desa Pakisan, Kecamatan Tlogosari, Suyat.

Ia mengaku, sejak diumumkan naik maka pihaknya langsung menaikkan tarif senilai Rp 1.000. Jadi, tarif yang semula Rp 5 ribu per orang dewasa, kini naik menjadi Rp 6 ribu.

Pihaknya terpaksa menaikkan tarif tersebut, karena dengan tarif lama sudah pasti tak akan mencukupi biaya pembelian pertalite yang naik Rp 10 ribu per liter.

Lebih-lebih, saat ini moda transportasi umum sudah sepi peminat.

“Aduh sepi sekarang, tak nutut,” urainya.

Dia mengaku, bahwa pihaknya memang mendengar kabar akan ada pemberian bantuan bagi sopir angkot. Namun, hingga saat ini belum ada pendataan.

“Belum masih, biasanya nanti dari Pertamina nanti katanya,” ujarnya.

Senada pula disampaikan oleh sopir angkutan antar kota dalam provinsi Bondowoso-Besuki (Situbondo), Abdul Mu’i.

Baca Juga : Mantan Kandinsos Bondowoso Ditetapkan Sebagai Tersangka KUBE

Kenaikan angkutannya ini, berkisar Rp 1.000 hingga Rp 2 ribu per orang dewasa. Tergantung jauhnya tempat pemberhentian. Sehingga, saat ini harga per orang menuju Besuki dari Bondowoso hingga sebaliknya yakni Rp 15 ribu.

“Kalau kendaraan saya ini pakai Solar, sehari ya bisa beli Rp 150 ribu,” pungkasnya.

Seperti diketahui bersama, sejak 3 September 2022 kemarin pemerintah pusat telah menyesuaikan harga BBM bersubsidi jenis Pertalite dari Rp7.650 per-liternya menjadi Rp10.000 per-liternya. Sedangkan Pertamax non-subsidi dari Rp12.500 menjadi Rp14.500, untuk solar bersubsidi dari Rp5.150 per-liter menjadi Rp6.800 per-perliter. (Och)