Share

BONDOWOSO – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) bersama Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) akan mendata ulang para pedagang sayur di Pasar Induk Bondowoso. Ini dilakukan, pasalnya muncul keluhan dari pedagang sayur di lantai dua yang mengaku bahwa omset jualannya menurun. Penyebabnya, banyak pedagang yang berjualan di lokasi yang tidak seharusnya. Yakni di bagian pintu masuk pasar.

Padahal, telah disepakati pendagang sayur dipusatkan di lantai 2.

Kepala bidang operasi Satpol PP Bondowoso, Abdul Manan, mengakui selama ini para pedagang buah dan sayuran di pasar induk banyak yang berjualan di bawah. Harapan Satpol PP agar Diskoperindag mendata kembali jumlah para pedagang. Dengan begitu, maka jumlah pedagang buah dan sayuran di pasar induk jumlahnya dapat diketahui dengan pasti.

“Sebab jika pasar diatas jumlahnya yang kosong tidak mampu menampung para pedagang yang ada di bawah kan percuma saja? Namun demikian, maka harus ada solusinya,” katanya.

Oleh karena itu, lanjut Manan, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Diskoperindag dan juga LSM. Hal ini, untuk menjaga stabilitas keamanan para pedagang yang nakal dengan yang mengikuti aturan yang sudah menjadi ketentuan oleh Diskoperindag.

Baca Juga : Fesmuh ke-10, Kawinkan Kreatifitas Dua OPD

Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan, Diskoperindag Bondowoso, Suhartono, menjelaskan masih ada pedagang pasar induk di hari-hari tertentu banyak yang turun. Sehingga dikeluhkan pedagang yang menetap diatas karena mengurangi omset pedagang yang diatas. Alasan pedagang turun kebawah itu mengejar pembeli agar tidak naik keatas. Namun pihaknya sudah melakukan tindakan dan sebagian pedagang sudah naik kembali keatas.

“Kami berupaya bersama tim, para pedagang yang ada dibawah agar segera dinaikkan kembali. Tahap demi tahap akan segera dikelompokkan dengan sejenis dagangannya,” ungkapnya.

Saat ini hanya tinggal berapa kelompok pedagang saja, seperti tahu, krupuk, lontong dan kecambah. Pihaknya bersama tim dari Satpol PP, Polres dan Diskoperindag akan bertindak tegas, bila masih menemukan pedagang yang nakal.

“Saat ini kita melakukan pendataan ulang. Pendataan itu untuk mengetahui jumlah pedagang yang berkelompok. Sehingga penempatannya supaya pas dengan jumlah pedagang yang ada,” urainya.

Lanjut Suhartono, untuk jumlah pedagang sayur dan buah sekitar 200 pedagang. Sementara pedagang yang nakal, atau yang suka turun kebawah sudah diketahui ada lima pedagang.

“Namun demikian, hal ini mengakibatkan dampak cemburu social terhadap para pedagang yang ada diatas. Sementara tempat yang tersedia diatas para pedagang sayur dan buah sudah tidak muat,”pungkasnya. (Och)