Share

BONDOWOSO – Wisata edukasi megalitikum, atau Pusat Informasi Megalitikum Bondowoso, di Desa Pekauman Kecamatan Grujugan sudah selesai dibenahi oleh pemerintah setempat.

Memo Indonesia mencoba untuk mengunjungi wisata yang memberikan 1001 informasi tentang batu-batu peninggalan sejarah. Beberapa batu yang ada di Grujugan itu, hasil pindahan dari kecamatan lain, misalnya dari Tegalampel, Tlogosari, Taman Krocok, dan beberapa kecamatan lain di Bondowoso.

Pantauan di lapangan, dulu di tempat tersebut hanya berjejer batu-batu peninggalan sejarah. Namun saat ini, pun telah dilengkapi dengan papan informasi tentang nama-nama batu peninggalan sejarah. Di samping itu, juga terdapat papan informasi yang memuat nama batu itu sendiri, fungsinya, serta di daerah mana batu itu ditemukan.

Batu-batu bersejarah tersebut dibagi ke dalam dua kelompok. Kelompok pertama batu-batu berukuran besar yang sengaja diletakkan di luar ruangan. Seperti, Batu Kenong, Menhir, Dolmen, Batu Dakon, dan Batu Sarkofagus.
Sementara sejumlah megalithikum berukuran kecil dan sedang, diletakka di dalam ruang. Diantaranya yakni, Arca Magelit, Arca Kepala Manusia, Gilingan, Phalus, Lumpang Batu, Koin, Keris, dan beberapa jenis peninggalan sejarah yang lain.

 

Baca Juga : Empat Desa Ini Dinilai Paling Eksis Kembangkan Wisata

Di tempat itu juga terdapat paseban yang bisa digunakan untuk kegiatan pendidikan oleh masyarakat, baik instansi sekolah atau yang lain, tanpa harus menyewa atau gratis.

Muhanmad Aziz, salah seorang Juru Pelihara (Juper), di Pusat Informasi Megalitikum Bondowoso menjelaskan, bahwa semenjak wisata edukasi itu dibenahi, pengunjung juga mulai ramai, baik hari-hari aktif atau hari libur.
“Ada rombongan dari sekolah, guru-guru, masyarakat pada umumnya. Kadang hari-hari aktif lebih ramai, ya dari pelajar tadi. Kira-kira pengunjung sampai 50 lebih setiap hari,” katanya, Minggu (3/2).

Novela Yuni Pangistu, salah seorang pengunjung, mengaku sangat apresiasi dengan adanya wisata edukasi ini. Pasalnya, melalui tempat wisata itu anak-anak bisa belajar sambil bermain. Apalagi, belajar tentang megalithikum selama ini hanya melalui buku-buku, sekarang bisa melihatnya secara langsung.
“Ngasih Taunya gampang ke anak-anak,” terangnya.

Ia berharap, wisata edukasi megalitikum, atau Pusat Informasi Megalitikum Bondowoso, di Desa Pekauman Kecamatan Grujugan, semakin dibenahi, dengan menambah koleksi peninggalan sejarah, dan informasi yang lebih detail, seperti umur benda-benda tersebut.(och)