Share

BONDOWOSO – Tak ingin seni ngejung tergerus perkembangan zaman, PD AMPG Bondowoso memasukkan lomba ngejung dalam daftar festival Ijen Geopark sebagai upaya melestarikan budaya asli daerah.

Selain untuk melestarikan kesenian daerah, lomba ngejung juga digelar dalam rangka mensosialisasikan Ijen Geopark. Pasalnya, Ijen Geopark yang diusulkan ke UNESCO meliputi tema Culture (Budaya), Geo (bumi), dan Bio (hayati).

Tak tanggung-tanggung, PD AMPG Bondowoso menggaet Dinas Pendidikan dan Kubudayaan untuk mengakomodir seluruh sanggar penggiat seni ngejung.

“Selain Dinas Pariwisata, Dikbud juga menjadi bagian dari sukses tidaknya Ijen Geopark. Kita masukkan lomba ngejung dalam daftar lomba festival Ijen Geopark yang dilakukan untuk memperingati HUT AMPG,” kata Ketua PD AMPG Bondowoso Yondrik S.H di Kantor Dikbud Bondowoso, Rabu (17/3/2021).

 

Baca Juga : Buntut Dugaan Sikap Kasar Oknum Pengawal Menteri, Puluhan Jurnalis Situbondo Gelar Aksi Solidaritas

 

Ada 27 perwakilan sanggar seni Tembang Tradisional yang hadir sekaligus mendaftar sebagai peserta lomba.

Ketua PD AMPG Bondowoso, Yondrik, S. H. menegaskan jika AMPG yang merupakan organisasi kepemudaan Partai Golkar berkomitmen untuk mensukseskan Ijen Geopark menuju UNESCO Global Geopark.

“Kami berdiri tegak di Kabupaten Bondowoso ini yang kemudian coba kita kemas dalam rangka HUT AMPG yang ke-19,”jelasnya.

Ada tiga lomba Festival Ijen Geopark dalam rangka HUT AMPG yang ke-19. Yakni Festival Tutorial Pembuatan Kue Tradisional, Festival Ngijung dan Festival Cover Lagu Religi.

Dalam lomba festival Ngejung ada dua kategori. Yang pertama perorangan dan regu dengan menggukanan musik.

“Yang kedua, Kejung perorangan atau berregu tidak menggunakan musik. Ada dua kategori itu,” terangnya.

Menurutnya, animo masyarakat terhadap lomba yang diadakan oleh PD AMPG Bondowoso sangat luar biasa. Karena selama ini tidak ada salah satu OPD ataupun Organisasi yang mengangkat budaya lokal.

“Animo masyarakat dalam lomba ini luar biasa. Karena memang selama ini tidak ada salah satu OPD atau organisasi yang mengangkat soal budaya kedaerahan kita,” pungkasnya. (abr)