2016, Kawah Wurung Penyumbang PAD Wisata Tertinggi
- 10 April 2017
- 0
Bondowoso – Objek wisata Kawah Wurung di dusun Curah Macan, Kalianyar, Ijen, menjadi penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) di bidang wisata terbesar selama tahun 2016. Di objek ini, pendapatan dari tiket masuk dan parkir dibagi tiga pihak, yaitu Perhutani selaku pemilik lahan, LMDH selaku pengelola dan Pemkab selaku penyedia sarpras dan infrastruktur.
Sepanjang 2016, Kawah Wurung memberikan pemasukan ke Pemkab sebesar Rp 25 juta. Kemudian di posisi kedua, ada objek wisata Pemandian Tasnan yang menyumbang PAD sekitar Rp 18 juta. Di urutan ketiga, objek wisata Pemandian Blawan sekitar Rp 12,8 juta. Terakhir ada Arung Jeram Bosambad dengan pemasukan ke Pemkab sebesar Rp 8 juta.
Yudha,Staff Keuangan Disparpora Bondowoso, mengatakan di objek Wisata Kawah wurung sebenarnya jumlah pemasukan yang diterima merupakan profit sharing atau pembagian hasil dengan Perhutani. Porsentasenya adalah 40 persen untuk perhutani, 20 persen untuk LMDH serta 40 persen untuk Pemkab.
Menurutnya, sejak pertama dibuka di tahun 2016, objek wisata Kawah Wurung sebenarnya tidak pernah ditarget berapa hasilnya, mengingat kala itu masih tahap uji coba. “Baru tahun 2017 ini pendapatan dari objek wisata kawah wurung diusulkan bisa mencapai Rp 29 juta. Tapi target ini masih diusulkan. Dan tentunya juga masih menunggu keputusan rapat PAK,” ungkapnya.
Terkait PAD untuk objek wisata lainnya, Yudha mengatakan tidak semua tempat wisata dikenai retribusi. Sementara ini yang dikenai retribusi dan dananya masuk melalui Disparpora hanya empat objek wisata itu. Dana itu pun menurutnya langsung disetor ke kas daerah.
Sementara itu, Adi Sunaryadi, Kabid Pariwisata Disparpora mengatakan bahwa untuk meningkatkan pendapatan asli daerah di bidang wisata tentunya juga harus diikuti dengan perbaikan fasilitas pendukung lainnya di bidang wisata. Dan hal ini juga tidak seperti membalikkan telapak tangan, serta juga menjadi pekerjaan bersama stake holder terkait. Terlebih 70 persen objek wisata Bondowoso itu berada di wilayah perhutani.
“Jadi artinya wisata ini kan bukan hanya pekerjaan satu dinas saja. Tapi juga ada PUPR untuk perbaikan akses jalan, kemudian ada Pemberdayaan masyarakat, Bapemas juga,” katanya.
Namun demikian, pihaknya tetap akan terus melakukan perbaikan fasilitas dasar di objek wisata di Bondowoso secara bertahap sesuai kemampuan anggaran. Seperti contohnya, tahun ini, kata Adi, Disparpora akan konsentrasi dalam perbaikan Kawah Wurung, Tancak Kembar dan P28. (och/esb)