Share

BONDOWOSO – Fetival Muharrom (Fesmuh) 2018 telah berakhir. Selama 10 hari, sejak 11 September 2018, masyarakat Bondowoso disuguhi berbagai potensi, prestasi, budaya, dan seni yang dikemas dalam kemeriahan ragam kegiatan yang bertemakan “Menggali Potensi, Menggelar Prestasi”.

Belum lagi, ratusan pelaku usaha kecil dan menengah pun diberi panggung dalam memamerkan dan menjual hasil karya mereka di Pameran Expo Muharrom yang dipusatkan di jantung kota.

Harry Patriantono, Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga, dalam laporan di Penutupan Fesmuh 2018, Jum’at malam (21/9), mengatakan, pelaksanaan Fesmuh tujuannya untuk mempromosikan berbagai potensi daerah, berupa hasil karya dan kerajinan Bondowoso.

“Dari data yang diperoleh selama kegiatan berlangsung telah terjadi transaksi perdagangan sekitar Rp 6,2 milliar,” terangnya.

Ia pun mengakui bahwa dalam pelaksanaannya masih ada kekurangan. Namun demikian, antusiasme masyarakat untuk menyaksikan acara tahunan ini, cukup sukses. Bahkan, jumlah pengunjung tembus hingga 70.228.

“Maka besar pulalah harapan kami hendaknya kegiatan ini bisa dilakukan pada tahun-tahun yang akan datang,”harapnya.

 

Baca Juga : Penutupan Fesmuh: Plt. Bupati Ajak Masyarakat Dukung Pemerintahan Pemimpin Baru

 

Sementara itu, Plt. Bupati Karna Suswandi saat menutup Fesmuh 2017, mengatakan, Fesmuh ini juga bagian dari upaya untuk menunjukkan hasil-hasil pembangunan di kabupaten Bondowoso. Dengan begitu masyarakat bisa menjadi sadar, mengerti serta semakin peduli pada daerahnya.

“Serta bisa mengambil bagian dalam kondisi pembangunan bagi kota yang jita cintai ini,”terangnya.

Kedepan, pihaknya berharap melalui kegiatan ini bisa menciptalan enterprenuer yang handal. Sehingga, bisa menciptakan produk-produk serta peluang  usaha yang memiliki nilai jual.

“Perlu kita ketahui bersama, bahwa selama Fesmuh 2018 ini, terbukti ada peningkatan transaksi ekonomi. Artinya, terjadi peningkatan penjualan yang ada di stand pameran dan sekitarnya. Hal ini menunjukkan ada kemajuan di sektor ekonomi dan bisnis,”tambahnya.

Pantauan di lapangan, usai acara seremonial penutupan, kemudian disuguhkan tarian lampion yang mengawinkan Singo Ulung, Molong Kopi dan Goyang Dayung Asean Games oleh Juara 1 Festival Lampion dari SMP Negeri 2 Bondowoso. Usai itu, ditampilkan puluhan putra daerah berlenggak lenggok, mengenakan pakaian dengan dengan motif batik.khas Bondowoso. Tak lupa, balasik dari Bondowoso Republik Kopi pun turut menggema menghibur penonton yang sudah memadati Alun-alun Ki Bagus Asra. (Och)