Siap Pimpin Bondowoso Sosok Ahmad Dhafir Dekat dengan Ulama dan Masyarakat
- 4 February 2018
- 0
oleh : Tabroni Budi Hartono
Sosok Ahmad Dhafir di Bondowoso sangat dikenal, baik oleh kalangan birokrat dan elit politik maupun masyarakat bawah. Pergaulannya yang tidak menjaga jarak dan tidak membatasi dengan siapapun sehingga sangat mudah untuk ditemui. Bahkan, hampir 24 jam dia bisa dihubungi melalui telepon seluler sekalipun nomer tak dikenal ataupun mudah ditemui di Wisma Ketua DPRD dan di rumahnya.
Saat santai, Ahmad Dhafir yang menjadi Ketua DPRD Bondowoso 3 periode inipun biasa naik sepeda gunung blusukan ke rumah warga. Untuk menghilangkan lelah, sesekali berhenti sambil berbincang dengan warga yang ditemui hanya untuk sekadar meminta masukan dan berdiskusi persoalan perkembangan pembangunan di Bondowoso. Bahkan, tidak jarang dia harus mengeluarkan uang dari saku pribadinya.
Sosoknya yang humanis ini manjadikan dirinya dekat dengan siapa saja sehingga gayanya ini banyak disukai masyarakat akar rumput. Tak hanya itu, seringkali pria yang sudah malang melintang di legislatif sejak tahun 1992 ini terlihat makan nasi bungkus bareng masyarakat dan duduk tanpa alas. Kebiasaannya ini banyak diceritakan oleh para pejabat ataupun masyarakat kecil yang mengenal langsung sosoknya yang tanpa pencitraan ini.
Namun, tidak jarang juga pemimpin yang saat ini maju dalam pilkada 2018 bersama mantan Sekretaris Daerah, Drs. H. Hidayat, M.Si ini menjadi sasaran tembak lawan politiknya. Berbagai fitnah dan tuduhan negatif lainnya diarahkan, tapi tidak satupun yang terbukti secara hukum. Sehingga dia seringkali menyampaikan, saat orang lain menuduh dirinya, berarti orang itu berupaya menutupi kesalahannya sendiri.
Bahkan, baru-baru ini juga dirinya difitnah di media sosial melakukan korupsi dengan ocehan datanya sudah lengkap. Sehingga Ahmad Dhafir merasa tertantang dan menyampaikan jika tuduhannya terbukti, maka dia akan memberikan 10 kali lipat dari nilai korupsi yang dituduhkannya. Namun, alih-alih punya data, wong yang nuduh korupsi sekarang justru masuk sel tahanan Polres Bondowoso.
Masyarakat mulai bisa menilai, fitnah yang diarahkannya hanya hoax yang terorganisir dan dilakukan oleh oknum yang memiliki kepentingan besar dengan Bondowoso. Barangkali, oknum itu hanya untuk memenuhi syahwat kekuasannya sehingga berbagai cara dilakukan untuk menjatuhkan sang pemimpin. Namun, cara itu justru membuat namanya terus dikenal masyarakat dengan baik karena tidak ada satupun yang terbukti.
Sosok pemimpin yang merakyat ini juga sangat dikenal baik di kalangan para Kepala Desa di Bondowoso. Mereka sangat sederhana mengenal dia, salah satunya hanya karena setiap momen dan kesempatan selalu hadir untuk memberikan arahan sekaligus solusi bagi kades-kades yang dirundung masalah. Bahkan, raut wajah cemberut juga tidak pernah terlihat saat didatangi ke wisma meski hingga larut malam ataupun dini hari.
Pemuka agama kaum muslimat asal Pondok Pesantren Salafiyaah Syafi’iyah, Sukorejo, Nyai Hj Makkiyah, juga menilai sosok Ahmad Dhafir sebagai pemimpin bijak yang dekat dengan ulama dan masyarakat kecil. Bahkan, Nyai Hj Makkiyah juga mengaku tidak pernah kesulitan untuk menemuinya.
“Saya mudah untuk menjumpai H Ahmad Dhafir di Bondowoso dan sangat bijaksana, dekat dengan ulama dan dekat dengan rakyatnya. Saya juga sering bertemu dengan Ahmad Dhafir dalam acara-acara penting,” ujar Nyai Hj. Makkiyah dalam acara sholawat rutin bersama muslimat di Desa Maskuning Kulon beberapa waktu lalu.
Alasan lain Nyai Hj. Makkiyah adalah karena Ahmad Dhafir merupakan sosok yang diterima masyarakat. Selain itu, kepedulian Ahmad Dhafir kepada kyai dan ulama menjadi pertimbangannya. “Pak Dhafir ini menghormati ulama’. Buktinya, dia mau datang ke pondok pesantren ini,” ungkap Nyai Hj Makki putri dari KHR As’ad saat dikunjungi Ahmad Dhafir beberapa saat setelah menyatakan siap untuk maju.
Selain mendapat dukungan dari Nyi Hj. Makkiyah, Ahmad Dhafir juga mendapat dukungan dari Hj. Isya’iah As’ad atau Nyi Sa’. Dukungan tersebut muncul karena Ahmad Dhafir satu-satunya dewan yang suka bersilaturahmi ke pesantren-pesantren, termasuk juga ke Pesantren Sukorejo.
H Ahmad Dhafir juga dikenal sebagai politisi gaek dan unik di Bondowoso. Sepak terjangnya di dunia politik dan pemerintahan memang tak diragukan. Dia juga sangat berpengalaman karena karirnya di politik juga bagus sehingga menjadi satu-satunya anggota DPRD paling lama di Bondowoso yang masih aktif hingga saat ini. Sehingga orangnya sangat supel berkomunikasi dan basis massanya jelas.
Proses politik itu kata Ahmad Dhafir tentunya dilaluinya dengan perjuangan yang berliku. Dia juga sangat memulyakan tokoh kharismati, KHR M. Kholil, Pengasuh Ponpes Walisongo Situbondo yang juga menjadi guru spiritualnya. Bahkan, saat memutuskan untuk maju dalam Pilkada Bondowoso, Ahmad Dhafir lebih dulu diperintah oleh ulama kharismatik tersebut.
Sehingga Ahmad Dhafir menyatakan dirinya siap untuk maju dan menjadi bupati menggantikan Amin Said Husni. Karena jabatan itu amanah, dia harus menjalankan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya, secara pribadi. Bermimpi menjadi bupati, bercita-cita menjadi anggota dewan saja tidak pernah terbersit dalam benaknya.
Namun, karena ada perintah ulama serta dukungan partai dan masyarakat sudah bulat sehingga membuatnya harus bersedia. Pada hari Minggu, 4 Februari 2018 Ahmad Dhafir mendeklarasikan diri bersama pasangannya, Drs. H. Hidayat, M.Si disaksikan puluhan kyai kharismatik, tokoh masyarakat, tujuh partai politik dan ribuan pendukungnya. Deklarasi yang dikemas dengan Pengajian Akbar ini ditutup dengan doa untuk pasangan Dhafir-Dayat. (*)